Semakin dewasa hidup ini jadi semakin membosankan ya? kalau aku ingat ingat lagi selama 2 tahun terakhir ini cerita hidupku biasa biasa saja, kisah yang muncul paling cuma masalah pekerjaan. Selebihnya,, membosankan. Aku sudah tidak ingat lagi kapan terakhir kali aku tertawa dengan begitu lepas, kapan terakhir aku menjerit dengan begitu ketakutan, kapan aku gugup tidak karuan, dan kapan aku menangis penuh kesedihan, segalanya kini terasa begitu datar. Begitu Hampa...
Aku...
Ingin penyegaran,
Ingin Refreshing...
**
Eh, tiba tiba saja aku kepikiran pengen camping gitu. Tapi kalau bicara soal cerita camping aku ingat yang paling berkesan itu adalah ketika waktu aku dan teman teman camping di daerah Bajuin, tanggal 31 Desember 2003 - 2 Januari 2004.
Waktu itu masih kelas 1 SMK, aku dan teman teman (8 orang kalau tidak salah ingat) sengaja merencanakan untuk camping untuk mengisi waktu liburan usai pembagian rapor semester 1. Apa yang kami lakukan sebenarnya cukup beresiko mengingat waktu itu kami semua hanyalah kumpulan siswa berumur belasan tahun. Kami berencana camping tanpa didampingi satu orang dewasa pun! Satu satunya orang dewasa yang ikut hanyalah supir yang membawa mobil yang kami carter. Itupun hanya sekedar mengantar sampai tujuan saja, setelah sampai beliau langsung pulang, dan baru akan datang lagi 2 hari kemudian untuk menjemput kami.
Bicara soal izin dari orangtua, sebenarnya aku berbohong pada mereka :D aku mengatakan kalau kami camping dengan didampingi orang dewasa. Maklumlah kalau mereka khawatir, soalnya kalau ada orang dewasa kan gampang kalau ada apa apa.
**
Cerita dimulai pagi hari jam 08.00
mobil sudah menunggu di depan rumah salah seorang teman, kami memang berjanji untuk berkumpul di sana mengingat lokasi rumah teman yang satu itu memanglah sangat strategis dan gampang dijangkau dari seluruh penjuru bumi ( <-- kalimat hiperbola :D )
dua jam berikutnya barulah personil kami terkumpul semuanya. (luar biasa!! ngaretnya). setelah mengecek semua barang barang yang akan dibawa dan memastikan sudah tidak ada yang tertinggal kami pun berangkat. Menuju kabupaten tanah laut, Menuju tempat wisata air terjun Bajuin.
sebuah perjalanan yang lumayan panjang..
kami tidak pernah tau petualangan apa yang menanti kami di sana..
kami tak akan pernah menyangka kalau 36 jam yang akan datang kami akan mengalami ketakutan yang luar biasa!!
Entah pukul berapa kami sampai disana, mungkin sekitar jam 12 an atau jam 1 an. entah,, aku tidak memperhatikan jam waktu itu. Bapak supir cuma mengantar sampai bawah saja, sisanya.. kami harus mendaki sambil mengangkut semua barang-barang kami. (membayangkannya saja sudah capek, apalagi melakukannya!!)
Setelah mendaki lumayan jauh, akhirnya kami menemukan sebuah tempat yang lumayan bagus untuk mendirikan tenda. Yup, beberapa menit kemudian sebuah tenda dengan gagahnya telah selesai kami bangun. Sekarang waktunya untuk mencari kayu kayuan buat bikin api unggun...
Kami pun mulai membagi tugas, beberapa bertugas mencari kayu, beberapa yang lain memasak, sisanya yah.. terserah mau melakukan apa. Aku dan dua temanku kebagian tugas mengumpulkan ranting ranting buat kayu bakar. Sekalian jalan jalan juga menikmati alam di sore hari... sumpah, pemandangan sore hari di sana indah banget.,., bau alam sangat terasa dengan dihantarkan angin pegunungan yang sejuk. Saking terpananya kami malah lupa waktu dan lupa kalau tujuan kami sebenarnya adalah mengumpulkan kayu kayuan.
Matahari sudah mulai terlihat ingin terbenam, sementara kami masih sibuk mengumpulkan ranting kering. Hampir gelap, kami baru kembali ke tenda dengan membawa setumpuk ranting kering. Kulihat temanku yang menunggu di tenda memasang wajah cemberut.
"kok lama?"
"hehehe.. keasyikan menikmati alam tadi"
Kamipun kemudian makan bersama.
yah.. mie instan ditambah nasi terasa sangat nikmat setelah lelahnya kami mendaki tadi.
Gelak tawa kamipun mewarnai keceriaan senja di atas pegunungan itu. Sungguh sebuah momen yang sangat indah, yang aku tau takkan mungkin bisa terulang lagi.
Malam pun tiba, Api unggun sudah kami kobarkan di dekat tenda kami. Suara gitar dan nyanyian kami memecah keheningan malam tahun baru. Eh,,, baru sadar kalau ini malam tahun baru. Aku membayangkan seandainya saat ini aku berada di kota, pasti saat ini jalanan sedang macet macetnya.. hampir sebagian besar orang turun ke jalan, meniup terompet, menyalakan kembang api, pokoknya melakukan sesuatu yang meriah.. sedangkan kami disini, dalam sepi hanya bisa menyanyi dengan iringan gitar angin untuk memecahkan keheningan malam.
teringat disaat kita tertawa bersama
ceritakan semua tentang kita...
Petikan gitar akustik lagu dari peterpan tersebut sungguh sangat menyatukan kami. Semuanya menanyi dengan riang, tak peduli kami sedang berada di mana, tak peduli dengan dunia luar, kami disini... hanya kami... tidak ada orang lain yang juga berkemah di sekitar sini, tidak ada rumah penduduk di atas sini. Kami, benar benar telah menyatu dengan alam dan terisolasi dari dunia luar!!
Terisolasi???
Aku merasa agak takut begitu menemukan kata itu. Iya, benar. saat ini kami memang terisolasi dari dunia luar. tidak ada satupun dari kami yang memiliki handphone, tidak akan ada satupun orang lain yang mengetahui keberadaan kami disini, kecuali supir yang mengantar kami tadi. tapi beliau sudah kembali ke kota dan baru akan kembali pada jum'at siang tanggal 2 nanti.
Kami benar benar sendiri di sini !!!
Tapi aku tetap berusaha enjoy, lagipula disini kami ber delapan! jumlah yang "cukup" untuk menghapus segala kekhawatiranku. Malam itu kami benar benar bersenang senang, tertawa, menyanyi, bermain domino, melihat majalah porno, (ups... yang terakhir aku ga ikut loh, hohoho :D ............ hmmm,, kenapa???...... iya deh, aku ngaku. aku ikut baca juga,,,,,,, tapi cuma sedikit :0 ........ Beneran!! )
Perlahan satu persatu dari kamipun mulai terlelap dan melanjutkan aktivitas di mimpi masing-masing. Perlu diketahui, aku adalah orang yang sulit tidur jika ada orang lain disampingku. Aku sudah terbiasa tidur sendiri semenjak aku kecil. Sepertinya kini hanya tinggal aku saja yang masih terjaga, kurasakan malam ini begitu sepi... bahkan anginpun sepertinya enggan untuk berhembus. Segalanya terasa sepi, yang terdengar hanyalah suara desiran air, degup jantung mereka, dan suara degup jantungku. Bersahutan layaknya pertunjukan menabuh genderang.
Tanpa kusadari,, pikiranku semakin tenang dan hanyut. Entah jam berapa, aku tak tahu awalnya tiba tiba aku sudah tertidur saja...
**
Huaaamm...
nikmat sekali tidur malam tadi, Alam memang memberikan sesuatu yang luar biasa bagi kita yang bisa menghargainya. Pagi pagi sekali aku sudah terbangun lagi, sementara temanku sepertinya sedang memasak. Apa sih yang dia masak? hah,,,?? Mie lagi !!! hahahaha.. yah, mau bagaimana lagi? Satu satunya jenis makanan yang sederhana dan mampu mengenyangkan hanyalah mie instan. Tapi apapun makanannya,, minumnya tetap teh hangat.. hmmm nikmatnya hidup. Menikmati secangkir teh hangat dengan ditemani udara pagi pegunungan.
Menjelang siang, bagian terserunya baru saja akan dimulai. ya, keadaan disini sudah berubah 180 derajat dibanding hari kemarin. Jikalau kemarin terasa begitu sunyi,, begitu sepi tanpa ada orang lain selain kami, maka kali ini manusia yang hadir disana sungguh diluar perkiraan, mungkin ratusan. Entah,,, aku tidak menghitung mereka satu per satu. Betapa senangnya hatiku melihat orang orang itu, kami sudah tidak sendirian lagi disini, setidaknya untuk siang ini. ya, karena ketika mentari sudah tak lagi menyinari bumi. perlahan, sedikit demi sedikit orang orang itupun kembali ke habitat mereka, ke kota. Pulang dan mengakhiri piknik di tahun baru mereka. tapi kami,, kami masih punya satu malam lagi disini.
Langit sudah mulai gelap, api unggun pun sudah mulai dinyalakan.. Kembali keceriaan seperti malam tadi kami lalui, bernyanyi, tertawa, bercanda, semua rasa kebersamaan itu sungguh membuat hati bahagia. Ditambah lagi dengan nyanyian alam berupa suara riak air terjun dan daun daun yang bergesekan membuat suasana semakin tentram.
kami terus saja bercanda, tertawa, bahkan sampai terbahak dan lupa diri. Lupa kalau kami sedang berada di tempat yang jarang dijamah manusia, kami tidak sadar kalau mungkin ada pihak pihak yang terganggu dengan kehadiran kami disana.
Dan kami benar-benar lupa kalau malam ini adalah malam Jum'at!!
BRAKK!!
tiba tiba saja suara keras itu muncul, cukup dekat dengan tenda kami. seperti suara benda jatuh ke tanah. Begitu penasaran dengan suara tersebut kamimpun mencoba untuk melihat darimana suara itu berasal. setelah diperiksa, ternyata itu adalah suara dahan pohon yang jatuh. Dahan itu cukup besar, berdiameter sekitar 15 cm dengan panjang hampir 2 meter an. Aku tak bisa membayangkan jika seandainya dahan kering itu jatuhnya tepat di atas kepala salah seorang dari kami. Entah,,, aku tak ingin membayangkan.
Setelah memastikan keadaan aman aman saja, kamipun kembali menuju tenda, tidak jauh, hanya sekitar 15 meter saja. Namun kami melalui semak belukar yang cukup lebat, yang sepertinya tak pernah dilalui oleh manusia.
Bruk...
tiba tiba salah seorang temanku terjatuh, kakinya tersandung sesuatu yang ada di tanah. Aku tertawa, yang lain juga. Ternyata Ia tersandung sebuah kayu yang tertancap di tanah. Kayu itu cukup lebar dengan tinggi sekitar 30 cm. tertancap di sebuah gundukan tanah..
hey,,
Gundukan tanah?
Kayu yang tertancap di atasnya...??
itu...
seperti...
...
...
KUBURAN !!!! !@##@^%$#&^$*&
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA..........!!!!
kamipun segera berlari berhamburan, tidak ada tujuan lain selain tenda kami! Hanya itu satu satunya tempat yang bisa kami tuju, tempat perlindungan terakhir di atas gunung di tengah tengah rimba ini. Teman teman yang menunggu di tenda terkejut melihat kami berlarian. Salah seorang dari mereka malah langsung mengambil parang untuk perlindungan diri.
"Ada apa?"
"hosh.. hosh.,., dd ssna.. aa a daa... kk kubbur... an"
Mendadak wajah semuanya berubah menjadi pucat, sangat pucat!!
semuanya langsung masuk ke dalam tenda, keadaan mendadak berubah jadi sepi..
sangat sepi...
tidak ada satupun yang berani membuka mulutnya. Sampai salah seorang temanku membuka sebuah buku kecil dari tasnya.
Itu sebuah buku Yasin..
iapun mulai membaca Surah tersebut dengan nafas yang tidak karuan. Yang lain juga mulai membaca doa dan ayat ayat suci yang mereka hafal. Mulai dari ayat kursi, surah An-naas, doa tolak bala, doa penerang hati, doa sesudah azan, doa sebelum makan, bahkan niat zakat fitrah pun juga tak ketinggalan dibaca.
dikeheningan malam suasana semakin mencekam, aku tak ingin seperti malam tadi yang tidurnya belakangan. Sebisa mungkin aku mencoba untuk tidur duluan, sementara yang lain masih membaca ayat ayat suci. Aku mencoba tekhnik malam tadi dengan mencoba mendengarkan degup jantung yang dipadukan dengan nyanyian alam. Tidak bisa !! degup jantungku terlalu cepat untuk bisa dijadikan irama yang menghanyutkan. Aku mencoba membuka telinga lebih lebar lagi, mencari suara suara "nyanyian" lain yang bisa menentramkan hati. Air mengalir.... Dedauan yang bergesekan di terpa angin, aku mencoba mencari suara binatang, entah jangkrik, belalang atau apapun yang bisa membuat pikiran tenang. Tapi mereka tidak ada. Tidak ada satupun binatang yang terasa berada di dekat sini. Bahkan seekor nyamuk pun!!
Hey, aku baru sadar kalau dari kemarin lima sachet lotion anti nyamuk yang aku bawa dari rumah itu tidak aku pakai sama sekali. Ternyata kami benar benar sendiri disini, tanpa orang lain, bahkan para hewanpun sepertinya enggan untuk berada disini,.,
Ada apa?
Apakah kami salah pilih tempat untuk berkemah?
Pikiran negatif harus aku buang jauh jauh, aku harus bisa menenangkan pikiran dan tidur lebih awal dari mereka agar aku bisa melewati malam ini dengan singkat. Aku mencoba mencari cari suara nyanyian alam lagi.. Hampir dapat.... suara air terjun yang mengalir memang menentramkan hati. Hampir mirip dengan suara hujan,, aku mencoba membangkitkan kenangan tentang hujan.. mencoba memikirkan hal hal indah yang bisa membawaku pada kedamaian. Berhasil!! pikiranku sudah mulai tenang. Akupun hampir tertidur sampai telingaku menangkap sebuah suara mengerikan! Sebuah suara yang membuat semua temanku di tenda jadi panik. Sebuah suara yang selalu dapat membuat semua orang yang sedang berkumpul lari menjauh!!
BROOOT!!!!
Hey??
"siapa yang kentut?"
"aku"
"ada ada saja! kenapa disaat seperti ini malah ken..........."
Temanku itu tak meneruskan kalimatnya, mulutnya langsung terkunci rapat. matanya melotot, Ia tampak panik...
Sedetik kemudian kami langsung berhamburan ke luar tenda. Bau kentut temanku itu sungguh luar biasa!! Rasa takut kami pada kuburan pun kalah dari rasa ingin bertahan hidup dari serangan gas beracun itu.
"Aduh, perutku sakit... mau pup, temeni donk.."
Tidak ada yang berani menemani dia. Untuk buang air besar memang susah, tapi tempat yang paling nyaman adalah di sungai kecil dekat air terjun, itu letaknya sekitar 100M di atas tenda kami. Sepertinya ia memang harus menahan hasratnya itu karena tak satupun dari kami yang ingin menjauh dari tenda perlindungan kami. Kasihan !
Setelah kondisi dalam tenda sudah dinyatakan zona bebas gas beracun, kami segera kembali ke dalamnya. Kejadian tadi cukup mencairkan suasana, cukup untuk menurunkan ketegangan yang sedari tadi kami sandang. Beberapa detik berikutnya aku sudah tertidur.. aku tak tau lagi apa yang mereka alami di malam itu, dan akupun tak ingin menanyakan pengalaman mereka. cukup sekian saja ceritanya!
***
Ending..
Pukul 10.00 pagi kami semua sudah siap untuk pulang, tinggal menunggu supir saja lagi. Penantian kami tak lama, karena beberapa menit setelahnya sang supir telah berada di hadapan kami. Beliau tersemyum, kemudian sedikit bingung melihat ekspresi wajah kami yang pucat seperti kurang tidur.
Kami menceritakan pengalaman kami, mulai dari tak adanya orang lain sampai masalah kuburan. beliau terkejut, langsung saja beliau mengajak kami untuk naik lagi dan melihat lokasi kuburan tersebut.
Semua barang barang kami tinggal di mobil.
Kamipun kembali ke tempat kami mendirikan tenda malam tadi.
"Disana kuburannya pak"
Wajah beliau langsung tegang, beliau mendekat untuk menghampiri kuburan tersebut. begitu sampai disana wajah beliau langsung berubah..
"ini kuburannya?"
Kami mendekati beliau. Mulut kami ternganga... ternyata itu hanyalah sebuah kayu biasa yang tertancap di sana. mungkin hanya sebuah tanda. entah batas kepemilikan tanah atau apa. Gundukan itupun hanya gundukan biasa. Kalau siang hari seperti ini "benda" itu sama sekali tidak terlihat seperti kuburan.
ya...
ITU MEMANG BUKAN KUBURAN!!
Kami tertawa begitu menyadari semuanya, mengingat malam bodoh yang baru saja kami lalui dengan penuh ketakutan itu.
_______________________________________________________________________
Spesial cerita buat Adi, Ahay, Aini, Yuti, Jayadi, Ulis, Andre, dan aku sendiri. Mungkin petualangan kita ini takkan bisa terulang lagi, namun kuharap cerita tentang ini tetap kalian kenang selamanya.
ceritanya orisinil tidak di buat buat. .lanjutin nulis blognya ya. .semangat
ReplyDeleteJangan lupa kunjugi situs terbaru kami di indomonopoly.com satu-satunya hadir di indonesia.
ReplyDeleteanda sudah bisa bermain dengan minimal deposit Rp.20.000 dan minimal withdraw sebasar Rp.50.000
anda juga bisa bermain melalui ANDROID dan COMPUTER. buruan guyss jangan lupa promosikan ke teman-
teman anda untuk bermain dan MENAGKAN BERLIAN SEBANYAK MUGKIN. untuk keterangan lebih lanjut bisa
langsung hubungi livechat kami.