Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2009

Eric

cinta anak Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku, memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja. Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah. Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun, Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami m

Paku

ada satu cerita tentang seorang anak yg cukup cerdas namun tak bisa mengendalikan amarahnya. sadar akan kelemahannya itu, iapun bertanya pd ayahnya; "ayah, kadang aku kesal dg kelakuan teman2ku. bolehkah aku marah pada mereka?" sang ayah menjawab; "boleh, tapi setiap kali kau memarahi mereka, ambil sebilah paku dan tancapkan pada papan ini" katanya sambil menyodorkan sebuah papan kecil. meski tak begitu mengerti maksud sang ayah, namun anak itu tetap mengambil papan tsb dan pergi bermain dg teman temannya,,, Sekitar dua jam kemudian ia pulang ke rumah. setelah mandi ia duduk di teras sambil memperhatikan papan kecil pemberian ayahnya tadi. sang ayah menghampiri anak tsb, ia tampak terkejut melihat papan yg kini ditancapi sekitar 15 paku itu. "wow,, tampaknya kau dapat banyak hari ini" candanya sang anak hanya diam sambil terus memperhatikan papan tsb. "ada yang mengganggu pikiranmu anakku?" "mereka..." anak itu menunjuk pada

Rahasia Tuhan

Seorang ayah dengan Sembilan anak dari seorang istri memiliki cita2 ingin membahagiakan keluarganya. Hal yang wajar dan umum terjadi, sebagaimana keluarga lain yang hamper seluruh harinya habis tersita oleh pekerjaannya. Mereka bersebelas adalah keluarga Inggris yang sederhana. Untuk mewujudkan cita2nya, diperlukan usaha menabung, sedikit demi sedikit dari hari ke bulan. Sang ayah ingin membawa keluarganya berpiknik ke New York. Sebuah jarak yang alangkah jauh dan berbeda kontinen. Kisah nyata ini terjadi sekitar tahun 1911. Pada saat yang sama, perusahaan perkapalan di Inggris sedang membangun sebuah kapal pesiar yang spektakuler. Untuk menjadi calon penumpang kapal pesiar itu, perlu mendaftar setahun sebelumnya. Sang ayah yang berniat membawa keluarganya berlayar jauh itu pun mencatat sebelas nama sebagai calon penumpang. Sejak itu ia menabung dengan semangat membukit, karena tak semua orang mendapatkan kesempatan yang langka itu. Ringkas cerita, kapal pesiar itu pun rampung. Jad

Devil

Beginilah jadinya kalau orang tampan didandani kayak setan. tetep aja ngga seram

Kisah kakek dan meja

Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih. Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orangtua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah. Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua ini. “Kita harus lakukan sesuatu, ” ujar sang suami. “Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk pak tua ini.” Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan. Disana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring, keduanya juga memberikan mangkuk ka