Agak mengejutkan memang ketika mendengar Trilogy Transformers yaitu Transformers 1 (2007), Transformers 2 : Revenge Of The Fallen (2007), dan Transformers 3 : Dark Of The Moon (2011) ternyata tak berakhir dan masih terus berlanjut. Di tahun 2014 ini Transformers 4 yang berlabel Age of Extinction telah rilis di Indonesia pada tanggal 25 Juni 2014 atau lebih cepat 2 hari dibanding tanggal rilis di Amerika Serikat. Jajaran pemainnya dirombak habis habisan. Tak akan ada lagi nama Shia LaBeouf sebagai aktor utama. Rosie Huntington-Whiteley yang pada film Dark Of The Moon menggantikan Megan Fox juga kini tak dipakai lagi. Bisa dibilang Age Of Extinction ini menyajikan sesuatu yang baru dan tidak ingin begitu ingin terikat dengan trilogy sebelumnya.
Transformers Age Of Extinction bercerita dan berlatar 4 tahun sejak peristiwa yang terjadi di film Dark Of The Moon, dimana ternyata kini autobot diburu oleh kaum manusia. Hal itulah yang membuat semua autobot harus bersembunyi dan mencoba menghilang, tak terkecuali sang pemimpin, Optimus Prime.
Adalah seorang ilmuwan miskin, Cade Yeager (diperankan oleh Mark Wahlberg) secara tak sadar telah membeli truk tua yang ternyata adalah perubahan bentuk Optimus Prime yang sekarat. Bersama anaknya yang baru beranjak remaja, Tessa Yeager (diperankan Nicola Peltz) ia kini harus menghadapi perubahan hidup yang drastis. Mereka kini menjadi buronan para agen misterius karena dituduh menyembunyikan dan melindungi autobot. Apa yang sebenarnya terjadi? mengapa para manusia kini memburu autobot yang beberapa tahun lalu justru menyelamatkan planet mereka dari ancaman megatron?
Jujur, sejak hadirnya Dark Of The Moon di tahun 2011 silam aku mulai menyadari kalau aku mulai jenuh dengan serial transformer. Memang ini film yang berbudget besar dan terasa begitu mewah dengan segala efek visual maupun ledakan dahsyatnya. Tapi dari segi cerita? sama sekali tak ada yang berkesan !! yang tersaji di tiap film terbaru adalah pengulangan dari apa yang sudah disajikan pada film-film sebelumnya, tanpa ada sesuatu yang beda dan bisa membuat orang terkenang akan film tersebut.
Age Of Extinction sebenarnya memberi harapan baru karena tak lagi menjual kisah cinta antara seorang pemuda dengan gadis seksi seperti 3 film terdahulunya. Age Of Extinction mencoba menawarkan hubungan emosional antara ayah dan anak serta kerumitan hubungannya dengan pacar yang tak direstui sang ayah. Sayangnya pendalaman karakter terhadap semua pemain masih kurang digali, sehingga penonton mungkin tidak akan terlalu berpikir untuk bersimpati terhadap apa yang terjadi pada mereka.
Kalau kita bicara masalah teknologi grafis, ledakan dan segala kemewahannya tak perlu diragukan lagi. Michael Bay sudah terbukti sangat berpengalaman di bidang ini. Sayangnya untuk aku pribadi, film ini terasa agak terlalu mengumbar ledakan ledakan dan pertarungan, sehingga bagian yang harusnya menjadi klimaks malah terasa datar dan tidak jauh berbeda dengan film-film sebelumnya. Durasi yang agak kelamaan juga membuat film ini terasa naik turun dan tak konsisten.
Michael Bay mencoba memperbaiki kesalahannya di The Dark Of Moon yang dirasa terlalu serius dengan menyelipkan beberapa humor kecil di film ini. Cukup berhasil, namun tak istimewa.
Tidak banyak hal baru yang bisa dibanggakan dari film ini selain tampilan Optimus Prime beserta Autobot lain yang lebih keren, penampakan dinobot yang buas, dan "reinkarnasi" megatron yakni galvatron yang pastinya akan membuat sekuel ini akan dibuat lagi, lagi, dan lagi.....
My Rate: 7 from 10
ditunggu review box office lainnya... teteap berkarya & smngat!
ReplyDelete