Skip to main content

Apakah Annabelle Bisa Sesukses The Conjuring?


Sosok hantu boneka Annabelle sempat mencuri perhatian pecinta horror sejak muncul dalam pembukaan film The Conjuring (2013) yang disutradarai oleh James Wan. Meski porsi kemunculannya sangat sedikit, namun kesan yang dihadirkan cukup untuk memancing rasa penasaran para horror mania di seluruh dunia. Dan akhirnya, di akhir tahun 2014 ini Annabelle benar-benar hadir sebagai "pemeran utama" dalam film yang berjudul sama dengan nama dari boneka mengerikan tersebut. Satu hal yang disayangkan adalah  James Wan yang tidak lagi duduk di kursi sutradara, posisinya kini diganti oleh John R. Leonetti yang dulunya senantiasa mendampingi James Wan dalam proyek film horror seperti Insidious dan The Conjuring sebagai Director Of Photography. Lantas, mampukah Annabelle mengikuti kesuksesan The Conjuring "sepeninggal" James Wan? kita akan bahas sebentar lagi.

Pasangan suami istri John (diperankan oleh Ward Horton) & Mia (Annabelle Wallis) tengah berbahagia karena tidak berapa lama lagi sang buah hati mereka akan segera lahir. Untuk melengkapi kebahagiaan tersebut John memberikan Mia sebuah boneka Vintage perempuan dengan baju pengantin. Mia yang memang hobi menjahit dan mengoleksi boneka tentu saja sangat senang dengan hadiah dari suami tercintanya. Namun pada suatu malam mereka diserang oleh pasangan pemuja setan yang mengakibatkan perut Mia tertusuk. Kedua pelaku penyerangan itupun akhirnya tewas setelah polisi menembak sang pria, sementara sang wanita ditemukan bunuh diri dengan menggorok lehernya sendiri. Sambil memangku boneka baru milik Mia tadi.
John, Mia dan bayi mereka selamat. Tapi ternyata teror tak berhenti sampai di situ, tampaknya sesuatu yang sangat jahat telah merasuki boneka tadi, dan sesuatu itu mulai melakukan teror kepada Mia,  John, dan Leah, anak mereka yang baru lahir.

Mengingat kesuksesan The Conjuring, wajar kalau masyarakat menaruh ekspektasi tinggi terhadap film ini. Apalagi susunan orang dibalik layarnya tidak jauh berbeda dengan The Conjuring, hanya Posisi James Wan yang kini bergeser sebagai Produser dan tak lagi duduk di kursi sutradara.
Tapi "tanpa" James Wan, memang terasa ada yang kurang dalam film Annabelle ini. Dari segi pendalaman karakter, tempo, serta plot cerita tampak kurang maksimal. Hal itu mengakibatkan "rasa" yang dihadirkan dalam film ini tidak sedahsyat rasa yang telah diberikan oleh film The Conjuring. Jika menilik dari segi pengambilan gambar dan sound effect sudah sangat-sangat bagus. Tampaknya John R. Leonetti kini lebih leluasa menata cahaya, kamera dan segala unsur pengolah gambar lainnya sesuai dengan keinginannya sendiri, dan itu adalah hal yang positif. 3/4 bagian film ini sebenarnya sudah sangat baik, namun semua kerja keras John R. Leonetti sepertinya harus dibayar mahal dengan kurang menggigitnya bagian klimaks hingga ending. Sepertinya hal ini disebabkan oleh karakter Evelyn yang harusnya menjadi kunci klimaks film ini kurang bisa mendapatkan tempat di hati penonton dikarenakan pendalaman karakternya yang kurang dalam.
Kesimpulannya, Annabelle tetaplah sebuah film horror yang akan membuat kita berteriak ketakutan dengan detak jantung yang tertahan. Namun karena ia selalu dibandingkan dengan film yang telah membesarkan namanya dahulu, kemungkinan ia akan hilang ditelan waktu dan tenggelam di bawah bayang-bayang The Conjuring.

Bonus: Leah, anak dari John dan Mia itu unyu unyu banget looh.. (sayang fotonya belum ada di google)

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Antri Bensin di SPBU? berikut cerita dan tipsnya

Dua minggu terakhir, antrian BBM bersubsidi di SPBU semakin menggila saja. Kadang perlu waktu sampai satu jam mengantri baru aku bisa dapat giliran mengisi bensin. Kondisi tersebut membuat aku belakangan jadi kehilangan gairah untuk jalan-jalan dan menyia-nyiakan bahan bakar motorku untuk tujuan yang tidak begitu penting, Proses pengantrian yang begitu lama sering membuat aku malas untuk ke SPBU dan lebih memilih beli di eceran. meski dengan harga yang lebih mahal tentunya. Pasokan Bahan bakar untuk wilayah Kalsel sepertinya memang sedang dalam kondisi tidak banyak.  Pernah suatu waktu aku melakukan perjalanan dari Martapura-Banjarbaru-Banjarmasin di sore hari. Dalam perjalanan tersebut aku melewati mungkin sekitar 8 atau 9 SPBU.  Sialnya, ternyata semua SPBU yang aku lewati kehabisan stok BBM bersubsidi. Luar biasa! entah ini permainan atau apa, yang pasti untuk kesekian kalinya aku harus membeli di eceran dengan harga yang lebih tinggi 134% dibanding harga resmi di SPB...

Hi, I'm back

Mari mencoba untuk menulis lagi gambar hanya pemanis

Film; hachiko

Hachiko bercerita tentang seekor anjing yang "ditemukan" oleh seorang professor guru musik di stasiun kereta. keduanya memiliki ikatan batin yang sangat kuat. bahkan hatchi, dengan setianya mengantar proffesor yang ingin pergi bekerja setiap hari sampai stasiun, dan kemudian menjemputnya kembali pada pukul 5 sore, saat sang professor pulang. kegiatan rutin itu berlangsung beberapa tahun, hingga pada suatu waktu, saat sedang mengajar, proffesor itu terkena serangan jantung dan langsung meninggal di tempat. sementara itu di stasiun, hachi dengan setianya menanti kedatangan sang professor tersebut. ia tak pernah tau kalau professor,majikan sekaligus sahabatnya itu tidak akan pernah pulang lagi. namun ia terus saja menanti.... setiap hari... setiap jam 5 sore, hachi dengan setia duduk di depan stasiun sampai hampir 10 tahun, sampai ia mati. Cerita hachiko sebenarnya adalah kisah nyata.terjadi di kota Shibuya, Jepang. bahkan di stasiun kereta shibuya, kita akan menemukan p...