Sepertinya hampir seluruh rakyat Indonesia sudah mengetahui kalau tadi malam timnas kita mengukir sejarah baru dalam cerita persepakbolaan nasional. Sayangnya kisah yang tertulis bukanlah kisah indah, melainkan kebalikannya. Ya, malam tadi secara memalukan timnas garuda dicukur habis oleh timnas Bahrain 10 gol tanpa balas pada ajang pra piala dunia 2014. Hebatnya, ternyata kekalahan tersebut merupakan kekalahan TERBESAR yang pernah dialami oleh timnas sepanjang sejarah. Sebuah prestasi yang sangat sangat "mengagumkan" ditengah krisisnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja PSSI yang sekarang.
Lalu siapa yang harus disalahkan atas hasil tersebut? Wasit? Pelatih? Pemain?
Tak perlu lah saling menunjuk siapa yang salah. Masyarakat sudah paham betul kalau sistem persepakbolaan di negara kitalah yang kacau.
Apakah harus ada yang mundur?
Jika begitu berarti harus ada yang maju. Lalu apakah yang maju nanti bisa memperbaiki kerusakan total persepakbolaan kita? Atau justru malah jadi memperparah keadaan?
entah...
Beginilah kalau dunia politik sudah memasuki dunia olahraga yang seharusnya penuh sportivitas. Upaya yang terlihat seperti hanya condong ke suatu golongan. Bukan untuk kemajuan persepakbolaan nasional.
**
Sebelum pertandingan tadi malam dilangsungkan, Bahrain memang mengusung beban yang begitu berat dimana mereka harus menang minimal 9 gol agar punya kans lolos ke babak selanjutnya. Dengan begitu mereka bisa mengungguli selisih gol milik Qatar jika Qatar kalah oleh Iran (di atas kertas memang Iran diprediksi akan menang). Untuk itu mereka berniat agar bisa mencetak gol cepat.
Dan langkah merekapun terasa begitu mudah karena baru di menit ke 3 mereka sudah mendapat hadiah penalti dan kiper Indonesia diganjar kartu merah.
Terhitung total ada 4 tendangan penalti yang dihadiahkan kepada Bahrain tadi malam.
Kupikir menonton pertandingan tadi malam seperti menonton film dengan plot datar yang sudah diketahui endingnya.
Keyakinanku semakin bertambah ketika melihat para pemain Bahrain merayakan gol ke 10 mereka disaat Qatar masih tertinggal 1-2 atas Iran.
(jika hasil ini bertahan, maka Bahrain akan lolos mendampingi Iran)
Namun twist ending hadir di jelang akhir pertandingan. Ternyata Qatar berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2 yang mana itu berarti 10 gol dari Bahrain menjadi percuma. Qatarlah yang akhirnya lolos mendampingi Iran.
Sebuah cerita yang begitu dramatis bukan?
Atau memang ini hanya sebuah skenario drama, dengan Indonesia sebagai objek penderitanya?
Lalu siapa yang harus disalahkan atas hasil tersebut? Wasit? Pelatih? Pemain?
Tak perlu lah saling menunjuk siapa yang salah. Masyarakat sudah paham betul kalau sistem persepakbolaan di negara kitalah yang kacau.
Apakah harus ada yang mundur?
Jika begitu berarti harus ada yang maju. Lalu apakah yang maju nanti bisa memperbaiki kerusakan total persepakbolaan kita? Atau justru malah jadi memperparah keadaan?
entah...
Beginilah kalau dunia politik sudah memasuki dunia olahraga yang seharusnya penuh sportivitas. Upaya yang terlihat seperti hanya condong ke suatu golongan. Bukan untuk kemajuan persepakbolaan nasional.
**
Sebelum pertandingan tadi malam dilangsungkan, Bahrain memang mengusung beban yang begitu berat dimana mereka harus menang minimal 9 gol agar punya kans lolos ke babak selanjutnya. Dengan begitu mereka bisa mengungguli selisih gol milik Qatar jika Qatar kalah oleh Iran (di atas kertas memang Iran diprediksi akan menang). Untuk itu mereka berniat agar bisa mencetak gol cepat.
Dan langkah merekapun terasa begitu mudah karena baru di menit ke 3 mereka sudah mendapat hadiah penalti dan kiper Indonesia diganjar kartu merah.
Terhitung total ada 4 tendangan penalti yang dihadiahkan kepada Bahrain tadi malam.
Kupikir menonton pertandingan tadi malam seperti menonton film dengan plot datar yang sudah diketahui endingnya.
Keyakinanku semakin bertambah ketika melihat para pemain Bahrain merayakan gol ke 10 mereka disaat Qatar masih tertinggal 1-2 atas Iran.
(jika hasil ini bertahan, maka Bahrain akan lolos mendampingi Iran)
Namun twist ending hadir di jelang akhir pertandingan. Ternyata Qatar berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2 yang mana itu berarti 10 gol dari Bahrain menjadi percuma. Qatarlah yang akhirnya lolos mendampingi Iran.
Sebuah cerita yang begitu dramatis bukan?
Atau memang ini hanya sebuah skenario drama, dengan Indonesia sebagai objek penderitanya?
sungguh memalukan sob,, jadi geregetan
ReplyDeleteMemalukan memang.. Tp mungkin dg cara ini para pihak yg bertanggung jawab terbuka pikirannya untuk introspeksi diri
Deleteamin sob, , smoga pda nyadar
Deletesejarah indonesia aqn tercatat di buku gede'a fifa
Deletehehehe.. asiiiik.. suatu saat mungkin pertanyaan sejarah ini muncul dalam ujian kelulusan sekolah :D
Deletehahaha, ada ada aja
Deleteyah nasib. . .. sudah menjadi bubur. .. .
ReplyDeletemau menyalahkan ya menyalahkan siapa. . mau protes ya protes kesiapa. . . .. haduh . . ikut berdoa aja ah. .
yang sudah terjadi sudah tak bisa diulangi lg. Kita cuma bisa berharap kedepannya semua pihak bisa sadar dan lebih mementingkan kepentingan nasional ketimbang kepentingan individu
Deleteaminn. . . .. .
Deletekunjungan malem ahhh. . . da orangnya ndak ya. . .
pasti ada sob.... cuman telat sehari balasannya.. hehehe :D
Deletehehehehehee. . . . kacamatanya ngeri yak. . . buatku aja sini. .
Deletehe,, ngeri darimananya? tapi lebih ngeri orang yang makenya deh.
Delete