Skip to main content

Don't Judge a Book by its Cover



Hari ini aku iseng jalan-jalan ke toko buku. Sebagaimana kita ketahui bersama, pasti disana banyak buku donk.. :D hehe.. masa banyak nyamuk? ya.. Karena niatnya cuman jalan-jalan, pastinya aku cuman muter-muter aja liat koleksi buku-buku yang ada di sana. Aku jadi teringat sebuah ungkapan yang mengatakan "Don't judge a book by its cover". Atau jangan menilai sebuah buku dari sampulnya.
Okey.. sekarang aku akan mencoba melihat prakteknya langsung dari toko buku itu.

Ada sebuah buku, judulnya begitu menarik, sampulnya pun didesain dengan corak yang begitu indah. ia terpajang rapi di salah satu rak di sudut toko tersebut. Sepanjang pengamatanku, sudah ada 10 orang yang memegang buku itu. setelah melihat-lihat isinya, 3 diantaranya malah membawa buku tersebut ke kasir.
Ada lagi sebuah buku, judulnya biasa saja, desain sampulnya pun juga biasa saja. selama 1 jam kuperhatikan, hanya ada dua orang yang mengambil buku tersebut dari rak tapi untungnya mereka ternyata membeli buku tersebut. Sepertinya isinya bagus.

Faktanya:
buku pertama, dalam 1 Jam ada 10 orang yang tertarik. 3 diantaranya menyukai isinya kemudian membelinya.
buku kedua, dalam 1 jam hanya ada 2 orang yang tertarik, dan keduanya membelinya.
Kemungkinannya:
buku pertama, membuat orang tertarik saat pertama melihatnya, namun setelah membaca isinya hanya 33% yang menyukainya.
buku kedua, tidak begitu membuat orang lain tertarik. Namun begitu ada orang yang mencoba mengenalnya, orang itu 100% langsung menyukai isinya.

Sepertinya buku kedua memang hebat, ia bisa membuat 100% orang yang melihat "isi"nya bisa langsung menyukainya. Tapi, kita juga tidak dapat memungkiri fakta kalau ternyata DALAM 1 JAM, BUKU PERTAMA LEBIH BANYAK TERJUAL DIBANDINGKAN BUKU KEDUA.

Don't Judge a Book by its Cover... 
but, we should know..
The first thing that is seen from a book is the cover.

Sampul/penampilan membuat orang tertarik untuk mengenal dan mendekat. Selanjutnya tinggal bagaimana kita saja lagi untuk melanjutkannya.. Kalau dari awal orang sudah tidak tertarik untuk mendekat, bagaimana akan ada kata "selanjutnya"?

Kesimpulan, 
Penampilan itu (juga) penting!!

Comments

  1. Setuju banget gan... Ane lagi googling ni kebetulan nemu tulisan ini. Nice info

    ReplyDelete
  2. yup... thanks ya gan atas kunjungannya

    ReplyDelete
  3. ya penampilan penting tp ternyata lebih penting isi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang isi lebih penting..
      tapi kalau kita mengabaikan kemasan(penampilan), bagaimana mungkin orang bisa tertarik untuk melihat "isi" nya??
      isi tidak bisa terlihat dari luar.. yang pertama dilihat orang adalah kemasan.
      kemasan yang menarik, akan mengundang orang untuk mendekat

      Delete
    2. bujur yip, sampul=isi=penting, coba aja km ke BI kd pake sepatu lawan kemeja, di tendang satpamnya tu pank...(apa coba hubungannya?)gkgkgkgk...

      Delete
    3. hehehe.. bujur tu ri ae.. pas banar contoh kasusnya ky itu.. sip sip

      Delete
  4. harus imbang antara sampul yg bagus beserta isinya... tapi saya sangat sangat tidak setuju... jika hanya mengandalkan penampilan saja.. but isinya NOL besar.
    . yang akan menambah kecewa pembeli....sesuai dengan judulnya jgn menilai buku dari sampunya saja.. harusnya waktu 1 jam sdh sangat cukup untuk bisa menilai isi dari buku itu...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Antri Bensin di SPBU? berikut cerita dan tipsnya

Dua minggu terakhir, antrian BBM bersubsidi di SPBU semakin menggila saja. Kadang perlu waktu sampai satu jam mengantri baru aku bisa dapat giliran mengisi bensin. Kondisi tersebut membuat aku belakangan jadi kehilangan gairah untuk jalan-jalan dan menyia-nyiakan bahan bakar motorku untuk tujuan yang tidak begitu penting, Proses pengantrian yang begitu lama sering membuat aku malas untuk ke SPBU dan lebih memilih beli di eceran. meski dengan harga yang lebih mahal tentunya. Pasokan Bahan bakar untuk wilayah Kalsel sepertinya memang sedang dalam kondisi tidak banyak.  Pernah suatu waktu aku melakukan perjalanan dari Martapura-Banjarbaru-Banjarmasin di sore hari. Dalam perjalanan tersebut aku melewati mungkin sekitar 8 atau 9 SPBU.  Sialnya, ternyata semua SPBU yang aku lewati kehabisan stok BBM bersubsidi. Luar biasa! entah ini permainan atau apa, yang pasti untuk kesekian kalinya aku harus membeli di eceran dengan harga yang lebih tinggi 134% dibanding harga resmi di SPB...

Hi, I'm back

Mari mencoba untuk menulis lagi gambar hanya pemanis

Film; hachiko

Hachiko bercerita tentang seekor anjing yang "ditemukan" oleh seorang professor guru musik di stasiun kereta. keduanya memiliki ikatan batin yang sangat kuat. bahkan hatchi, dengan setianya mengantar proffesor yang ingin pergi bekerja setiap hari sampai stasiun, dan kemudian menjemputnya kembali pada pukul 5 sore, saat sang professor pulang. kegiatan rutin itu berlangsung beberapa tahun, hingga pada suatu waktu, saat sedang mengajar, proffesor itu terkena serangan jantung dan langsung meninggal di tempat. sementara itu di stasiun, hachi dengan setianya menanti kedatangan sang professor tersebut. ia tak pernah tau kalau professor,majikan sekaligus sahabatnya itu tidak akan pernah pulang lagi. namun ia terus saja menanti.... setiap hari... setiap jam 5 sore, hachi dengan setia duduk di depan stasiun sampai hampir 10 tahun, sampai ia mati. Cerita hachiko sebenarnya adalah kisah nyata.terjadi di kota Shibuya, Jepang. bahkan di stasiun kereta shibuya, kita akan menemukan p...