Skip to main content

Review: Annabelle Creation



Kemunculan pertama Boneka Annabelle di film The Conjuring (2013) memang cukup memberi terror bagi para pecinta film horror. Sayang, ketika ia diberi kepercayaan menjadi peran utama dalam judul Annabelle (2014) - baca reviewnya disini - pamor Boneka berwajah menyeramkan ini nampak meredup karena filmnya tak mendapat rating yang cukup baik dari para kritikus. Kini di tahun 2017, cerita mengenai keseraman boneka yang hobi duduk di kursi goyang ini kembali dihadirkan dengan judul Annabelle: Creation. Lalu apakah film ini akan bisa kembali mengangkat pamor keseraman hantu boneka Annabelle? kita simak ulasannya.


Annabelle Creation (2017) sendiri merupakan prekuel dari film Annabelle (2014), bercerita tentang bagaimana awal mula sang boneka ini dibuat. Adalah Samuel Mullins (diperankan Anthony LaPaglia) sang pembuat boneka tersebut. Ia memang berprofesi sebagai pembuat boneka yang mempunyai hidup hampir sempurna. Bersama sang istri, Esther Mullins (Miranda Otto) dan seorang anak gadis yang lucu, Bee Mullins (Samara Lee) mereka hidup dengan bahagia.. sampai suatu ketika kebahagiaan mereka sirna lantaran sang anak harus kehilangan nyawa karena kecelakaan tragis ditabrak mobil.
Beberapa tahun pasca kejadian itu (rasanya 12, lupa :D) Mr Mullins yang merasa kesepian lantaran anaknya telah tiada dan istrinya mengalami kelumpuhan memutuskan untuk menjadikan rumah mereka sebagai Penampungan anak-anak panti asuhan. 6 anak gadis dan seorang suster kini ikut "numpang" dan meramaikan rumah tersebut. Namun seiring waktu berjalan, anak anak mulai merasakan ada yang tak beres di rumah tersebut. Mr Mullins tampak menyembunyikan sesuatu. Kamar yang tak boleh dimasuki, istri yang selalu terkunci di kamar adalah segelintir keganjilan yang mereka rasakan. Tanpa mereka sadari, ada sesuatu yang sangat jahat di dalam rumah tersebut. Sesuatu yang tak terlihat yang mungkin saja bisa membahayakan nyawa dan jiwa mereka!

Pergantian sutradara dari John R. Leonetti ke David F. Sandberg, adalah alasan utama mengapa aku yakin film ini tidak akan se"sampah" film pertamanya. David F. Sandberg sendiri mulai naik pamornya setelah membuat film horror pendek lights out (2013), dan akhirnya juga menyutradarai film panjangnya ditahun 2016 yang lalu (nanti insyaAlaah akan aku review juga filmnya).
Jujur, aku tak terlalu berharap banyak juga pada film ini. Hanya ekspektasi standar yang aku gantungkan,karena, seperti biasa.. film horror (pure horror, hantu, iblis dsb) akan susah untuk mencapai rating 7. Namun setelah selesai menonton film ini, ternyata aku sangat menikmatinya!

Setengah jam pertama mungkin kurang menghentak, cerita mengenai kehidupan keluarga Mullins dan juga keceriaan anak anak panti yang menumpang disajikan secara mengalir saja. Beberapa penampakan juga masih dalam kategori "bisa ditebak". (untuk yang ini, berlaku buat para pecinta film film sejenis seperti The conjuring, Insidious, dan karya sutradara James Wan lainnya). Namun ada satu hal yang aku sukai dari sutradara David F. Sandberg ini. Ia begitu piawai menciptakan dan meng eksplore sesuatu untuk menjadikan suasana menjadi seram. Gadis yang sebelah kakinya lumpuh, kursi elevator otomatis, sumur tua, kamar misterius, lift kecil manual, potongan potongan tubuh boneka, dll adalah sesuatu yang sangat potensial untuk menciptakan suasana horror bukan? Elemen elemen tersebut membuat sang sutradara begitu leluasa untuk memainkan ketakutan para aktor dan aktrisnya, yang tentu.. akan berimbas ke kita, ke penonton.
Scoringnya juga lumayan baik, tidak ada komplain dari aku karena semua sesuai porsinya dan tidak berlebihan. Cinematografinya juga memuaskan, lagi lagi aku suka karena tidak berlebihan. Overall dari segi teknis film ini sudah masuk dalam kategori sangat baik.
Yang agak kurang mungkin hanya para aktor dan aktrisnya. Tidak jelek sebenarnya, bahkan baik baik saja.. hanya saja, untuk aku yang juga suka nonton film dengan genre drama, tentu punya ekspektasi berbeda untuk pendalaman karakter. Karena aku yakin harusnya film ini bisa lebih baik lagi untuk urusan itu, agar penonton bisa lebih bersimpati lagi kepada para pemerannya.
Untuk urusan storyline.. Kembali harus kuingatkan, Bahwa film ini merupakan prekuel dari film Annabelle (yang tahun 2014). Artinya, kejadian di film ini berada di masa sebelum kejadian kejadian di film Annabelle. Kalau boleh aku katakan, storyline nya memuaskan.. Aku tak peduli lagi pada kehancuran film pertamanya, karena di film ini berhasil memperbaiki fondasi sejarah hantu boneka Annabelle ini. Mungkin aku tak bisa banyak menulis untuk masalah ini, biarlah kalian nikmati sendiri filmnya nanti.

Kesimpulannya.... 
aku merekomendasikan film ini untuk para penikmat horror. Dan sepertinya kini aku punya idola baru untuk sutradara horror selain James Wan.
jika boleh memberi rating, mungkin aku akan memberi rating film ini 7,5 dari 10 bintang.


Tambahan. Buat senang senang aja..
- Sejak pertama menonton film pendek sang sutradara yaitu Lights Out, aku penasaran dengan sosok wanita pemainnya itu, karena ia juga hadir di versi panjangnya pada schene opening. Dan kini, di film Annabelle Creation ia juga ternyata hadir, meski cuma figuran yang muncul sekilas. Setelah Bersemedi ke mbah gugel, eh ternyata wanita itu adalah istri dari sang sutradara :D pantas aja diajak main terus.

- Valak juga ngeksis di film ini loh :D
entah aku salah liat atau apa, tapi sepertinya valak mau ngeksis juga di film ini. Spoiler dikit.. Perhatikan waktu Mr Mullins bertanya pada suster Charlotte tentang sebuah foto. 

- Mungkin sebagian dari kalian sudah tau, kalau Boneka Annabelle memang benar ada di kehidupan nyata, namun wujudnya tentu tidak seseram versi film. Nah ada baiknya kalian searching dulu bagaimana wujud boneka annabelle di dunia nyata. Karena di film ini ia juga dihadirkan loh..

- Apa lagi yah..
Oiya, Saat credit title sepertinya ada schene schene lanjutan. (seperti film marvel itu loh) tapi aku tidak sempat melihatnya karene keburu keluar dari studio (udah kebelet banget kemaren) tapi pas meninggalkan studio aku mendengar suara kalau ada schene lagi. mau balik ke dalam malu ah.. lagian juga pintu toilet kayaknya merindukan aku banget, jadinya langsung keluar aja dan tidak sempat melihatnya. mungkin kalian bisa berbagi disini nanti?

- um...
sepertinya itu aja dulu, nanti kalo ada tambahan bisa aja diedit lagi, atau kalau kalian mau menambahkan. Kolom komentar udah siap disediakan tuh. hehe..
ini tulisan pertama lagi, setelah sekian lama vakum. mohon dimaklumi dengan bahasanya yang acak acakan.
semoga nanti bisa rutin lagi nulis dan ngereview film.
see ya..

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

JNE, Yakin Esok Sampai? ga yakin!

Di era belanja online yang kini sudah semakin membudaya, seharusnya pihak ekspedisi berlomba untuk meningkatkan pelayanannya agar tidak tergeser oleh kompetitor. Tapi sepertinya hal tersebut tidak diprioritaskan oleh salah satu jasa ekpedisi yang sudah cukup lama dan populer, JNE. JNE sendiri memiliki layanan andalan yaitu YES (Yakin Esok Sampai) dimana mereka menjamin barang yang dikirim pada suatu hari akan sampai ke tujuan keesokan harinya, meski pada hari minggu atau hari libur lainnya (berlaku hanya untuk daerah-daerah tertentu saja). Bahkan mereka berani memberikan jaminan biaya kirim kembali apabila kiriman tidak diterima pada keesokan harinya melewati pukul 23:59

Awas, jangan langsung percaya dengan struk bukti transfer.

Zaman serba online seperti sekarang ini memang membuat ruang pemasaran menjadi semakin luas, yang tentu saja membuat para pedagang bahagia, karena persentase penjualan bisa semakin meningkat. Namun hal tersebut bukannya tanpa kekurangan. Kalo dalam film superhero, pasti akan selalu ada tokoh jahat yang hadir dalam sebuah cerita. Tokoh yang selalu mampu memanfaatkan situasi untuk kepentingan dan kepuasan dirinya sendiri. Nah dalam dunia transaksi online juga pasti akan ada orang orang yang mampu berpikir out of the box alias suka bikin kalut dan pantas digebuk seperti itu. Sebelumnya, aku sudah pernah menulis tentang tips berbelanja online yang aman, yaitu disini dan disini . Nah, kali ini aku akan menulis dari sisi penjual barang. Ternyata modus penipuan tidak hanya menimpa pembeli saja loh. Penjual pun ternyata berpotensi untuk jadi korban penipuan. Loh, gimana caranya? Kebetulan kemarin aku mengalami sendiri dan hampir saja kena tipu. Jadi kupikir tak ada salahnya kuceritakan...

Review Film Pengabdi Setan (1980 & 2017)

perbandingan poster film ori dan rebootnya Beberapa waktu belakangan, sepertinya sineas Indonesia kembali mau menggarap film horror dengan lebih serius. Seperti kita ketahui bersama, selama 8 tahun ke belakang film horror lokal mendapat citra negatif karena lebih mirip film semi bokep ketimbang film horror. Dan lucunya.. film-film tersebut malah justru laku keras di pasaran. Padahal jauh beberapa dekade yang lalu, film horror Indonesia pernah mencapai masa jaya-jayanya. Yang seumuran denganku masa kanak kanaknya pasti sangat terhantui dengan sosok-sosok hantu legendaris seperti si manis jembatan ancol, atau juga sosok Almh Sussana yang berperan sebagai sundel bolong. Dan jujur, hingga kini aku sendiri masih trauma untuk menonton film-film tersebut. Diantara banyaknya film horror di era itu, ada satu film yang sangat sukses dan diakui dunia Internasional sebagai film horror terseram. Judul film tersebut adalah Pengabdi Setan (rilis tahun 1980) Mungkin atas dasar prestasi itu,...